BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian media visual?
2.
Apa
saja jenis-jenis media audio visual?
3.
Bagaimana
karakteristik media audio visual?
4.
Apa
kelebihan dan kelemahan media audio visual?
5.
Apa
saja jenis-jenis teori komunikas?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian audio visual.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis media audio visual.
3.
Untuk
mengetahui karakteristik media audio visual.
4.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan media audio visual.
5.
Untuk
mengetahui jenis-jenis teori komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Media Audio
Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
suara dan gambar.[1]
Media
audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu
yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat
menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.[2]
B.
Jenis-Jenis
Media Audio Visual
1.
Media
Audio Visual Gerak
Media
audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena meliputi
penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar yang
bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi, video
tape, dan film bergerak.[3]
a.
Film
Fil atau gambar hidup merupakan gambar-gambar
dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya
tarik tersendiri. Film jenis media ini pada umumnya digunakan untuk
tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Film dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.[4]
b.
Video
Video sebagai
media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam
masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta (kejadian/ peristiwa
penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa bersifat
informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film.
c.
Televisi
Televise adalah system elektronik yang
mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. System ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara kedalam
gelombang elektrik dan mengkorversinya kembali kedalam cahaya yang dapat
dilihat dan dan suara yang dapat didengar. Televise yang dimanfaatkan untuk
keperluan pendidikan dengan mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara ke
udara dan dapat dihubungkan melalui satelit. Televise pendidikan adalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televise pendidikan tidak
sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut: (1) dituntun oleh instruktur (seorang guru
atau instruktur yang menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual), (2)
sistemati (siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan
pengalaman belajar yang terencana), (3) teratur dan berurutan (siaran disajikan
dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran
diabangun atau mendasari diaran lainnya), dan (4) terpadu (siaran berkaitan
dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi,
laboratorium, percobaan, mennulis, dan pemecahan masalah).[5]
2.
Media Audio Visual Diam
Media audio visual diam atau Audio Visual tidak
murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda.[6]jenis
media yang termasuk dalam kelompok ini adalah sound slide.
a.
Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara
bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah,
oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media
visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah
jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi.[7] Media
pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan
untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna
menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara
merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak
menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak
indra siswa yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang
terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat
dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti:
power point, camtasia, dan windows movie maker. [8]
C.
Karakteristik
Audio Visual
Teknologi audio visual cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Karakteristik
media audio visual adalah sebagai berikut:
a.
Bersifat linier.
b.
Menyajikan visual yang dinamis.
c.
Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perancang.
d.
Merupakan representative fisik dari gagasan
real atau gagasan abstrak.
e.
Dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
f.
Umumny berorientasi kepada guru dengan tingkat
pelibatan interaktif murid yamg rendah.[9]
g.
mampu
menghadirkan informasi atau pesan dalam wujud gambar/visual
dan suara secara riil, nyata.
h.
lebih
mengutamakan Visual dari pada suara, meskipun tidak bisa lepas dengan suara
yang berperan melengkapi informasi atau pesan visual.[10]
D.
Kelebihan Dan
Kelemahan Media Audio Visual
1.
Kelebihan Media Audio Visual
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
b.
Mengatasi
perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: Objek yang terlalu besar
digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model, Obyek yang
kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar, Gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau
high speed photografi, Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara
verbal, Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dll., Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll)
dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
c.
Media
audio visual bisa berperan dalam pembelajaran tutorial.
2.
Kekurangan Media Audio Visual
a.
Terlalu
menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap
memandang materi audio-visual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.
b.
Media
audio visual cenderung menggunakan model komunikasi satu arah.
c.
Media
audio-visual tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, karna media
audio-visual cenderung tetap di tempat.[11]
E.
Jenis-Jenis
Teori Komunikasi
Littlejohn
(1996;21) mentode mengatakan, berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek
pengamatan, secara umum teori-teori komunikasi dapat di bagi dalam dua
kelompok. Yaitu ;
1.
teori–teori
umum
a. teori-teori fungsional dan structural
Ciri dan jenis teori ini di bangun berdasarkan asumsi dasar teori, yaitu;
1) masyarakat adalah organisme kehidupan, 2) masyarakat memiliki sub-sistem
kehidupan, 3) masing-masing subsistem memiliki fungsi yang berbeda, 4)
fungsi-fungsi subsistem saling memberi kontribusi kepada subsistem lainnya.
b. teori-teori
behavioral dan cognitive
Teori ini memusatkan pengkajian nya pada diri
manusia secara individual. Salah sutu konsep pemikiran nya yang terkenal adalah
tentang model “S-R” (stimulus respon) dalam proses informasi.
c. teori
konvensional dan interaksional.
Teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial
merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah
kebiasaan-kebiasaan tertentu termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol.
d. teori-teori
kritis dan interpretatif.
Mengacu pandangan Sendjaja(2002;1.25) bahwa
kelompok teori ini gagasan-gagasan nya banyak berasal dari berbagai tradisi,
seperti sosiologi interpretatif( interpretative sociology), pemikiran Max
Weber, Phenomenology dan Hermeneutics, Marxisme dan aliran Frankfurt School
serta pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, Biblical, dan
Kesusastraan.
2.
teori-teori
kontekstual
Sendjaja (2002;1.52) berdasarkan konteks atau tingkatan analisis
nya, teori komunikasi secara umum di bagi menjadi, yaitu;
a.
komunikasi
intra-pribadi (intra-personal communication).
proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, dan pusat
perhatiannya kajian bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami
seseorang melalui sistem syaraf dan indranya.
b.
komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication).
Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik secara
langsung (tanpa medium) atau pun tidak (melalui medium). Seperti percakapan
menggunakan telepon, surat menyurat. Teori-teori antarpribadi fokus pengamatan
pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationship), percakapan (discourse),
interkasi, dan karakteristik komunikator.
c.
komunikasi
kelompok (group communication).
memfokuskan pada interaksi diantara orang-orang dalam komunikasi
kelompok-kelompok kecil. Teori-teori komunikasi kelompok difokuskan tentang
dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam
kelompok, pola dan bentuk informasi, serta pembuatan keputusan.
d.
komunikasi
organisasi (organization communication).
merujuk pada pola dan bentuk komunuikasi yang bterjadi dalam
konteks dan jaringan organisasi. Teori ini melibatkan bentuk-bentuk komunikasi
formal dan informal, pembahasannya menyangkut struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta kebudayaan
organisasi.
e.
komunikasi
massa (mass communication).
Effendy
(2009:20) mengatakan para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang diksdu dengan komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa jelasnya
merupakan singkatan dari komunikasi media massa(mass media communication). Ardinto
dan Erdinaya (2005:48) mengatakan komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan
sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah di
tetapkan terlebih dahulu. Bungin (2006: 252) menjelaskan komunikasi melalui
media massa yang ditujukan kepda sejumlah khalayak yang besar. Yang melibatkan
aspek-aspek komunikasi intra pribadi, komunikasi pribadi, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi. Teori komunikasi massa memfokuskan pada pada hal
strukstur media hubungan media dengan masyarakat, hubungan media dan khalayak,
serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
suara dan gambar.
2.
a. Media
Audio Visual Gerak (Film, Video, Televisi)
b.
Media audio visual diam (sound slide).
3.
Karakteristik media audio visual adalah sebagai
berikut:
a.
Bersifat linier.
b.
Menyajikan visual yang dinamis.
c.
Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perancang.
d.
Merupakan representative fisik dari gagasan
real atau gagasan abstrak.
e.
Dikembangkan menurut prinsip psikologis
behaviorisme dan kognitif.
f.
Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat
pelibatan interaktif murid yamg rendah.
g.
mampu
menghadirkan informasi atau pesan dalam wujud gambar/visual
dan suara secara riil, nyata.
h.
lebih
mengutamakan Visual dari pada suara, meskipun tidak bisa lepas dengan suara
yang berperan melengkapi informasi atau pesan visual.
4.
Kelebihan Media Audio Visual : Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,
Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, dan berperan dalam
pembelajaran tutorial.
Kelemahan media audio visual : Terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangannya, cenderung menggunakan model komunikasi satu
arah, tidak dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
5.
Jenis-jenis
teori komunikasi : teori–teori umum (teori-teori fungsional dan structural, teori-teori
behavioral dan cognitive, teori konvensional dan interaksional, dan teori-teori
kritis dan interpretative), teori-teori
kontekstual (komunikasi intra-pribadi (intra-personal communication),
komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok
(group communication), komunikasi organisasi (organization communication), dan
komunikasi massa (mass communication)).
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syeful
dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suleiman, Amir
Hamzah. 1985. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan penyuluha.
Jakarta: PT Gramedia.
Sudjana, Nana. 1978. Media Pengajaran. Surabaya: Pustaka Dua.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Usman, M.
Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
http://renimumed.blogspot.com/2013/01/karakteristik-media-audio-visual.html
http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/media-audio-visual.html
http://adifiranha.blogspot.com/2011/03/jenis-jenis-teori-komunikasi.html
[1]
Syeful
bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,2002), hal 141
[2]
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio-Visual untuk Pengajaran, penerangan, dan
penyuluha, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), hal 11
[3] Nana Sudjana, Media
Pengajaran, (Surabaya: Pustaka Dua, 1978), hal 173
[4] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), hal 48
[5] Azhar Arsyad, Op.Cit.,
hal 50-51
[6] Syeful bahri
dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,2002),
hal 141
[7]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,
2003), hal 155
[8] M.
Basyirudin Usman dan Asnawir, Media pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal 97-98
[9] Azhar Arsyad, Op.Cit.,
hal 30-31
[10] http://renimumed.blogspot.com/2013/01/karakteristik-media-audio-visual.html
[11] http://robiatulfazriah.blogspot.com/2011/05/media-audio-visual.html
[12] http://adifiranha.blogspot.com/2011/03/jenis-jenis-teori-komunikasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar